Respon Bawang Merah terhadap Berbagai Dosis Ekstrak Kotoran Ayam Potong

Rahman Hairuddin, Rahmawasiah Rahmawasiah

Sari


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui renspon pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah dengan berbagai dosis pupuk cair ekstrak kotoran ayam potong. Penelitian ini menggunakan bentuk Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 7 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga jumlah ulangan terdapat 28 unit percobaan. Po = Tanpa pemberian dosis pupuk cair ekstrak kotoran ayam potong, P1 = Pemberian dosis pupuk cair ekstrak kotoran ayam potong = 5ml, P2 = Pemberian dosis pupuk cair ekstrak kotoran ayam potong = 7,5 ml, P3 = Pemberian dosis pupuk cair ekstrak kotoran ayam potong = 10 ml, P4 = Pemberian dosis pupuk cair ekstrak kotoran ayam potong = 12,5 ml, P5 = Pemberian dosis pupuk cair ekstrak kotoran ayam potong = 15 ml, P6 = Pemberian dosisn pupuk cair ekstrak kotoran ayam potong = 17,5 ml, P7 = Pemberian dosis pupuk cair ekstrak kotoran ayam potong = 20 ml, Percobaan ini telah laksanakan di Kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo. Berlangsung pada bulan Maret – Juni 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis sidik ragam data yang diperoleh tidak berbeda nyata dari 7 perlakuan yang di aplikasikan pada tanaman bawang merah. Hal ini disebabkan adanya faktor iklim tidak menentu, bahkan sejak di mulainya menanam curah hujan sangat tinggi. Sehingga pemberian pupuk organik ekstrak kotoran ayam potong mengalami pencucian akibat curah hujan tinggi karena tidak terserap oleh tanaman dengan maksimal. Selain itu penyakit Antraknose tanaman bawang merah semakin meningkat akibat tingginya kelembaban yang dapat menurunkan produktivitas tanaman bawang merah. Sehinnga hasil yang didapatkan dalam penelitian ini tidak maksimal

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Anonim, 2004. Pedoman Bertanam Bawang, Kanisius, Yogyakarta.

BPTP Sul-Sel, 2003, Sukses Membuat dan Pemanfaatan Kompos, BPTP Makassar

Babadoost, M and S2. Islam. 2003. Fungisida seed treatment effects on seelding damping of pimpkan caused by Phytophtora capsici. Plant diseae 87(1) : 63-68.

Deptan. 2007 . Pengenalan Dan Pengendalian Beberapa OPT Benih Hortikultura.

Rukmana, R, 1995. Bawang merah Budidaya Dan Pengolahan Pasca panen. Kanisius, Jakarta.

Rahayu, E, dan Berlian,N. V. A, 1999. Bawang Merah. Penebar swadaya, Jakarta.

Rosmahani, L., E. Korlina, Baswarsiati dan F. Kasijadi. 1998. Pengkajian tehnik pengendalian terpadu hama dan penyakit penting bawang merah tanam di luar musim. Eds. Supriyanto A.dkk. Prosid. Sem.Hasil Penelitian dan Pengkajian Sisitem Usahatani Jawa Timur. Balitbangtan. Puslit Sosek Petanian. BPTP Karangploso. 116-131

Semangun, H, 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Subadiyoso, 1997. Teknologi efektif mik-roorganisme (EM) potensi dan prospeknya di Indonesia. Universitas Udayana Denpasar.

Suhardi, 1996. Jurnal Hortikultura, Badan penelitian Dan Pengembangan Hortikultura, Jakarta.

Sutanto, R. 2002, Penerapan Pertanian Organik, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Untung, K. 1997. Peranan pertanian organik dalam pembangunan ber-wawasan lingkungan. Yayasan Bumi Lestari. Jakarta.

Wibowo 1994. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay. Penebar Swadaya, Jakarta.




DOI: http://dx.doi.org/10.30605/perbal.v3i1.65

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.