PENDIDIKAN DALAM MASYARAKAT PLURAL (Studi Kasus Keluarga Muhammadiyah Pluralis)

Hadi Pajarianto

Sari


Tujuan penulisan ini sebagai respon atas menguatnya praktik intoleransi yang mengancam pluralitas bangsa Indonesia. Sebagai institusi pendidikan informal, keluarga memiliki peran strategis dalam melestarikan dan mentransformasikan nilai pluralitas kepada anggotanya. Fokus kajian ini adalah pola pendidikan dalam keluarga Muhammadiyah pluralis. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif bercorak fenomenologi, karena mengungkap makna terhadap fenomena perilaku manusia, baik sebagai individu, kelompok maupun anggota masyarakat. Hasil kajian ini menemukan pola pendidikan dalam keluarga pluralis yang memanfaatkan beberapa bentuk, yakni; (1) pengamalan Islam moderat; (2) hidup bersama (live in); (3) transformasi norma budaya, Pepasan to Matua; (4) perayaan keagamaan sebagai ruang koeksistensi. Pola pendidikan yang diterapkan tersebut secara teoretik memunculkan embriologi Muhammadiyah Pluralis (MuhLis), yakni keluarga Muhammadiyah yang memiliki watak puritan, tetapi mampu hidup berdampingan secara damai dengan budaya dan agama yang berbeda.
Kata Kunci: Pendidikan, Masyarakat, Keluarga, Muhammadiyah, Pluralis

Teks Lengkap:

Tidak berjudul

Referensi


T. Kobong, Injil dan Tongkonan: inkarnasi, kontekstualisasi, transformasi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.

H. Zada, Agama dan Etnis: Tantangan PluralisNilai-nilai Pluralisme dalam Islam, Jakarta: Nuansa-Fatayat NU-Ford Foundation, 2006.

Z. Maliki, Pluralisme Agama: Pergulatan Dialogis Islam-Kristen di Indonesia, Malang: UIN-Maliki Press, 2010.

P. P. Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2012.

A. Mu'ti, Inkulturasi Islam: Menyemai Persaudaraan, Keadilan, dan Emansipasi Kemanusiaan, Jakarta: Al-Washat Publishing House, 2009.

Antonius, Interviewee, Keluarga Muhammadiyah. [Wawancara]. 10 Pebruari 2016.

N. Ahid, Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Margareta, Interviewee, Aktifis Aisyiyah. [Wawancara]. 14 July 2016.

M. A. Abdullah, Pendidikan Agama Era Multikultural-Multireligius, Jakarta: M. Amin Abdullah, Pendidikan Agama EraPusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah, 2005.

M. Azhar, “Otonomi Keberagamaan di Era Multikultural,” dalam Reinvensi Islam Multikultural, Surakarta, Muhammad Azhar, “Otonomi Keberagamaan di Era Multikultural”, dalam Zakiyuddin Baidhawy dan M. Thoyibi (ed)., Reinvensi IslamPusat Studi Bahasa dan Perubahan Sosial Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2005, pp. Muhammad Azhar, “Otonomi Keberagamaan di Era Multikultural”, dalam Zakiyuddin Baidhawy dan M. Thoyibi (ed)., Reinvensi Islam Multikul109-114.

D. Rompon, Interviewee, Muballigh Muhammadiyah. [Wawancara]. 01 Juni 2016.

Margareta, Interviewee, Aktivis Aisyiyah. [Wawancara]. 12 Mei 2017.

E. Durkheim, The Elementary Formsof Religious life, New York: The Free Press, 1995.

N. Mahmud, Orientalisme: Berbagai Pendekatan Barat dalam Studi Islam, Kudus: Maseifa Jendela Ilmu, 2013.

A. Widiyanto, Religious Authority and the Prospects for Religious Pluralism in Indonesia, Zurich: the Deutsche Nationalbibliothek Lit Verlag GmbH & Co. KG Wien , 2016.

G. Ritzer dan D. J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Kenanga, 2012.

Mattulada, Geografi Budaya Daerah Sulawesi Selatan, Ujung Pandang: Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan, 1976.

G. J. Aditjondro, “Terlalu Bugis-Sentris, Kurang "Perancis",” http://www.oxis.org/terjemahan/aditjondo-nd.pdf, Jakarta, 2006.

R. Waterson, “Paths And Rivers Sa’dan Toraja Society in Transformation,” KITLV Press Leiden, Netherlands, 2009.

J. Tangketasik, “Antara Negara dan Tongkonan: Ruang-ruang Negosiasi baru dalam Penguatan Sumberdaya Hutan di Kabupaten Tana Toraja Sulawesi Selatan,” Universitas Indonesia, Jakarta, 2010.

J. Hasse, “Deeksistensi Agama Lokal di Indonesia,” Jurnal Al-Fikr 15 no. 3, p. 451, 2011.

A. N. Burhani, “Tiga Problem Dasar dalam Perlindungan Agama-agama Minoritas di Indonesia,” Maarif, p. 49, 2012.

Bulu', “Pendidikan Agama Islam dalam Membendung Pengaruh Ajaran Aluk Todolo di Tana Toraja Sulawesi Selatan,” Jurnal Pendidikan Islam, p. 186, 2016.

T. Van Den End, Sumber-Sumber Zending Tentang Sejarah Gereja Toraja1901–1961; Seri Sumber-Sumber Sejarah Gereja di Indonesia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.

S. D. Matata, Luwu dalam Revolusi, Makassar: Bhakti Baru, 1967.

Z. J. Ngelow, Kekristenan dan Nasionalisme: Perjumpaan Umat Kristen Protestan dengan Pergerakan Nasional Indonesia 1900-1950, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.

T. Tangdilintin, Toraja dan Kebudayaannya, Jakarta: Yayasan Lepongan Bulan, 1980.

H. L. Payung, Interviewee, Pendeta. [Wawancara]. 12 Juli 2017.

T. Padang, Interviewee, Pendeta. [Wawancara]. 18 Agustus 2017.

H. Tahir, Interviewee, Sekretaris FKUB Tana Toraja. [Wawancara]. 21 Agustus 2017.

Patmawati, Interviewee, Aktivis Aisyiyah. [Wawancara]. 9 September 2017.


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.