KOMPETENSI STRATEGIS SISWA SMA BERKEMAMPUAN MATEMATIKA TINGGI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

Andi Syukriani

Sari


Kompetensi strategis merupakan keterampilan yang penting untuk ditumbuhkembangkan dalam diri siswa. Karena kompetensi strategis merupakan kemampuan untuk mengontrol prilaku strategis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Apalagi untuk masalah non rutin sehingga memerlukan pemikiran untuk menghasilkan suatu strategi sebagai upaya untuk menemukan solusi yang tepat menyelesaikan masalah matematika karena masalah tersebut belum pernah diselesaikan secara rutin oleh siswa. Melatih kompetensi strategis siswa dapat menumbuhkan sikap fleksibilitas dalam menghadapi masalah. Siswa SMA berkemampuan matematika tinggi memiliki pengalaman belajar yang cukup dan pengalaman mengkonstruksi pemahaman konsepnya sendiri sehingga sangat memungkinkan untuk menggunakan strategi yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan masalah matematika. Makalah ini mendeskripsikan kompetensi strategis siswa SMA berkemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan masalah matematika. Dengan demikian, wawancara yang mendalam dilakukan kepada seorang siswa SMA kelas XI berkemampuan matematika tinggi. Penelusuran tentang aspek-aspek kompetensi strategis dalam menyelesaikan masalah matematika yaitu bagaimana strategi yang digunakan dalam memformulasi dan merepresentasi masalah matematika. Siswa kemampuan tinggi cenderung menggunakan strategi menggambar dan menganalisis melalui gambar saat memahami masalah. Subjek merepresentasi situasi masalah juga menggunakan gambar dan rumus dengan simbol yang umum digunakan dalam buku teks pelajaran.
Kata kunci: kompetensi strategis, masalah matematika, kemampuan matematika tinggi

Teks Lengkap:

Tidak berjudul

Referensi


Depdikbud, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Elia, D., dkk. 2009. Exploring strategy use and strategy flexibility in non-routine problem solving by primary school high achievers in mathematics. ZDM Mathematics Education, 41:605–618. DOI 10.1007/s11858-009-0184-6.

Kemendikbud, 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kemendikbud

Kilpatrick, Jeremy, et al. 2001. Adding It Up. Washington: National Academy Press.

National Council of Teachers of Mathematics 2000. Principle and Standards for School Mathematics.

Ostler, E. 2011. Teaching Adaptive and Strategic Reasoning Through Formula Derivation: Beyond Formal Semiotics. International Journal of Mathematics Science Education, 4(2):16-26

Özdemir, İ. E. Y., & Pape, S. J. 2012. Supporting students’ strategic competence : A case of a sixth-grade mathematics classroom. Mathematics Education Research Journal, 24(2), 153-168. DOI 10.1007/s13394-012-0033-8

PISA. 2013. Result and Framework. Didownload tanggal 27 Maret 2015. http://en.wikipedia.org/wiki/Programme_for_International_Student_Assessment

Pólya, G. 1973. How to solve it: A new aspect of mathematical method. Princeton, NJ: Princeton. University Press.

Samuelsson, J. 2010. The Impact of Teaching Approaches on Students’ Mathematical Proficiency in Sweden. International Electronic Journal of Mathematics Education, 5(2):61-78.

Skemp, R. R. 1976. Relational understanding and instrumental understanding. Mathematics Teaching, 77: 20-26.

Soedjadi R., 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Depdiknas.

Suh, J. M. 2007. Tying It All Together. Classroom practices that Promote Mathematical Proficiency for All Students. NCTM. Diakses dari: http://mason.gmu.edu/~jsuh4/tenure/part4thru8/papers/tying_it_all_together.pdf. Tanggal akses 23 April 2015

Suherman, 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:UPI

Turner, R. 2010. Identifying cognitive processes important to mathematics learning but often overlooked. In Teaching Mathematics? Make it count: What research tells us about effective teaching and learning of Mathematics: 56-61. Research conference 2010, 15-17 Aug. Melbourne: ACER


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.